Wisata Dieng adalah salah satu pesona alam paling memikat yang ada di Wonosobo, Jawa Tengah. Daerah wisata yang terletak 30 km dari pusat Wonosobo, yang berada di antara perbatasan Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo, objek wisata di Jawa Tengah ini terkenal pula dengan julukan tempat persemayaman para dewa dewi. Dataran Tinggi Dieng atau Dieng plateau merupakan sebuah kawasan pegunungan yang terdapat di Jawa Tengah. Dataran tinggi Dieng secara administratif masuk dalam dua kabupaten yaitu Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara. Di Kawasan Dieng terdapat berbagai macam fenomena alam yang unik dan menarik serta pemandangan yang indah sehingga banyak menarik para wisatawan untuk berkunjung. Dataran Tinggi Dieng merupakan sebuah kawasan vulkanik aktif dan dapat dikatakan sebagai gunung api raksasa yang memiliki beberapa puncak dan kepundan kawah. Hal ini menyebabkan di kawasan Dieng plateau terdapat berbagai macam fenomena alam vulkanis, selain terkenal dengan pemandangannya yang indah dan unik, Dan terakhir pada tahun 2017 terjadi letusan di Kawah Sileri yang membuat panik warga sekitar karena letusan yang dikeluarkan mengandung racun yang dapat membahayakan manusia, tanaman dan hewan ternak. Dataran Tinggi Dieng juga terkenal dengan fenomena alam yang jarang terjadi di Indonesia salah satunya suhu dingin yang dapat membeku. Dengan suhu udara berkisar 12–20 °C di siang hari dan 6–10 °C di malam hari, meskipun pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0 °C di pagi hari, iklim di Dataran Tinggi Dieng termasuk iklim subtropis dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas ("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian Di kawasan wisata Dieng ini, kita dapat menemukan sejumlah tempat menarik, mulai dari Candi Hindu, Telaga, serta Pegunungan. Dan berikut beberapa tempat wisata di Dieng yang telah kami kunjungi : 1. Candi Dieng Kompleks Candi Dieng merupakan sebuah Kompleks Candi bercorak Hindu yang terletak di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Kompleks Candi ini dibangun di atas ketinggian 2.000 mdpl, dan menjadikannya sebagai Candi tertinggi di Indonesia. Kompleks Candi Dieng terbagi atas tiga kelompok percandian dan satu Candi yang berdiri sendiri yaitu Kelompok Arjuna, Kelompok Dwarawati, Kelompok Gatotkaca dan satu Candi yang berdiri sendiri adalah Candi Bima. Kompleks Candi Dieng pertama kali ditemukan oleh seorang tentara Inggris yang sedang berlibur pada tahun 1814. Saat itu Kompleks Candi Dieng masih terendam dalam genangan air telaga. Pada tahun 1956 Van Kingsbergen memimpin upaya pengeringan telaga untuk mengangkat Kompleks Candi. Upaya pembersihan dilanjutkan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1964. Dataran Tinggi Dieng memiliki kawasan Candi kurang lebih seluas 90 hektar. Kompleks Candi Arjunalah merupakan yang terluas dan terhits, terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Kompleks Candi Arjuna memiliki luas sekitar 1 hektar. Di kompleks ini, terdapat lima bangunan Candi, yaitu Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Selain Candi Semar, keempat Candi lain merupakan Candi utama yang digunakan sebagai tempat bersembahyang. Melihat dari bentuk serta ornamen yang terdapat pada setiap Candi, diperkirakan keempat Candi tersebut dibangun pada masa yang berbeda. Candi Arjuna merupakan yang dibangun paling awal, sementara Candi Sembadra merupakan yang dibangun paling akhir. Perkiraan ini didasarkan pada perbedaan gaya bangunan Candi. Candi Arjuna masih sangat kental dengan gaya Candi-Candi dari India. Sementara pada Candi Sembadra sudah terlihat pengaruh kebudayaan lokal yang sangat kuat. Pengaruh ini salah satunya dapat dilihat dari relung yang ada pada Candi. Candi-Candi bergaya India memiliki relung yang menjorok ke dalam, sementara pengaruh kebudayaan lokal akan memiliki relung yang menjorok ke luar. 2. Kawah Sikidang Daratan Tinggi Dieng merupakan sebuah gunung api raksasa yang terdapat banyak kawah aktif. Walaupun begitu Dataran Tinggi Dieng justru mempunyai banyak destinasi wisata yang menjadi daya tarik tersendiri. Salah satu destinasi wisata yang menjadi daya tarik di Dieng adalah Kawah Sikidang yang fenomenal. Kawang ini diberi nama Sikidang yang mempunyai arti Kidang/Kijang. Tempat tersebut di beri nama Sikidang karena kawahnya sering berpindah-pindah atau melompat-lompat. Karena hal tersebut kawah tersebut diberi nama Sikidang. Kidang/Kijang adalah hewan yang sering melompat lompat, Kawah ini rata-rata berpindah tempat setiap empat tahun sekali. Hal tersebut lah yang membuat kawah ini menjadi sangat menarik untuk dikunjungi. Posisi Kawah Sikidang Dieng berbeda dengan kawah pada umumnya yang terletak di puncak gunung berapi dan susah untuk melihatnya. Sedangkan Kawah Sikidang berada di tanah yang datar sehingga pengunjung leluasa melihat lumpur panas meletup-letup dan gas atau asap yang berwarna putih pekat mengepul di udara. Fenomena alam yang benar-benar menarik perhatian. Asal mula nama Kawah Sikidang terbentuk dari letusan gunung berapi di kawasan Dataran Tinggi Dieng bertahun-tahun lalu. Sampai sekarang kawah ini masih aktif, Kawah ini sangat fenomenal. Pada waktu tertentu, rata-rata sekali dalam 4 tahun, kolam kawah akan berpindah atau seolah-olah melompat dalam satu kawasan seperti karakter hewan Kidang (Kijang dalam bahasa Jawa) yang suka melompat. Itulah yang menjadi asal-usul mengapa kawah fenomenal ini dinamakan Kawah Sikidang 1. Telaga Warna Selain Telaga Warna, ada juga beberapa Telaga yang sangat menawan, diantaranya Telaga Merdada, Telaga Cebong, Telaga Pengilon, Telaga Warna, dan Telaga Menjer. Diantara 5 telaga dataran tinggi itu, Telaga Warna menyuguhkan keistimewaan, air telaga warna bisa berubah ubah warna. Ini mengingatkan pada danau 3 warna danau Kelimutu NTT yang juga ada di dataran tinggi vulkanik. Telaga Warna terletak di Desa Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Telaga Warna yang indah dan alami dan menjadi sebuah ikon bagi Kabupaten Wonosobo. Harmoni alam yang masih alami, berpadu dengan kesejukan atmosfer dataran tinggi membuat suasana di Telaga Warna Dieng membuat nyaman dan betah untuk bersantai. Telaga ini diberi nama Telaga Warna, karena fakta soal perubahan warna air danau yang berubah ubah. Sewaktu-waktu bisa hijau, kuning, ungu atau bahkan warna pelangi. Secara ilmiah ini dijelaskan sebagai akibat dari kandungan sulfur yang tinggi pada air danau. Telaga warna Telaga Warna di Dieng plateau ini terletak pada ketinggian 2000 mdpl, dimana pemandangan di tempat ini sangat indah. Telaga Warna Dieng memiliki keunikan tersendiri dibanding dengan telaga atau waduk lainnya di Indonesia. Keunikan Telaga Warna Dieng ini adalah terletak pada warna air yang sering berubah ubah, terkadang akan berwarna merah, hijau, biru, putih, atau bahkan lembayung. Fenomena alam yang unik di Telaga Warna Dieng ini dikarenakan adanya kandungan sulfur yang cukup tinggi pada Telaga tersebut. Sulfur ini apabila terkena cahaya matahari maka akan menimbulkan warna yang lain. Bagi masyarakat sekitar telaga, Telaga Warna juga sangat berguna. Mereka menggunakan air danau sebagai sumber untuk mengairi perkebunan kentang dan kubis yang menjadi komoditi pertanian utama daerah ini. ketika matahari menyinari air berkadar sulfur tinggi, air akan memantulkan warna bervariasi 4. Golden Sunrise Bukit Sikunir Bukit Sikunir ini terletak di Desa Sembungan, kawasan yang tertinggi di pulau Jawa. Desa Sembungan yang mempunyai ketinggian 2.306 mdpl ini memiliki dua destinasi wisata yang sangat menarik, yaitu Bukit Sikunir dan Telaga Cebong. Bukit Sikunir ini, primadona-nya Dieng sebagai tempat kumpulnya para sunrise chaser . Untuk itulah kata yang pas untuk menggambarkan pengalaman melihat matahari terbit di Bukit Sikunir, Dieng. Berada di ketinggian 2.306 mdpl, Desa Sembungan, yang terletak di Wonosobo, Jawa Tengah, jadi tempat pas untuk melihat kemunculan Sang Surya. Di desa itulah Bukit Sikunir berdiri. Bukit Sikunir menjadi baagian dari dua gunung yang menjulang di Jawa Tengah, yakni Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Lokasinya yang diapit oleh dua gunung membuat pemandangan sunrise atau matahari terbit di puncak Bukit Sikunir terlihat sangat menawan dan sempurna 5. Batu Pandang Ratapan Angin Batu Pandang Dieng sendiri berupa dua buah batu yang bertumpuk di atas sebuah bukit di area Telaga Warna Dieng. Bunyi unik itu terdengar seperti siulan dan ratapan. Maka, konon bunyi inilah yang membuat obyek wisata Batu Pandang Telaga Warna ini dinamai Batu Ratapan Angin. Batu Ratapan Angin merupakan dua buah batu besar yang berdampingan dan terletak diatas bukit sekitar Dieng Plateau Theatre lokasi ini menjadi lokasi strategis untuk menikmati keindahan Telaga Warna Pengilon dengan background hamparan lukisan alam yang sempurna. Ibarat kanvas yang telah dilukis, kesempurnaan lukisan Telaga Warna dapat dinikmati secara detail dari atas batu yang membentuk agak kotak dan satunya lagi berdiri kokoh disampingnya, hembusan angin sering terasa kencang dan menimbulkan suara mendesis seperti orang meratapi kesedihan, barangkali itulah kenapa dua buah batu ini diberi nama batu ratapan. Pada masyarakat jaman dulu, kejadian sebuah tempat biasanya selalu dikaitkan dengan sebuah cerita yang mengiringinya seperti halnya Batu Ratapan ini yang dikaitkan dengan cerita tentang kesetiaan dan penghianatan, konon jaman dulu kala hiduplah seorang Pangeran tampan dan Putri jelita yang menjadi pasangannya, mereka hidup rukun damai dengan penuh cinta, perjalanan hidup merekapun sering menjadi bahan cerita dimana-mana bahkan dijadikan teladan hidup bagi rakyatnya 6. Dieng Plateau Theater Inilah tempat yang seharusnya menjadi tujuan pertama ketika tiba di Dataran Tinggi Dieng, Dieng Plateau Theater. Tempat yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 9 April 2006 ini memberikan pengetahuan mengenai Dataran Tinggi Dieng. Tempat yang menyajikan sebuah film selama 23 menit, pengunjung akan dikenalkan pada Dataran Tinggi Dieng dan masyarakat yang bermukim di kawasan ini. Sehingga, ketika akan berkeliling menikmati pesona alam Dataran Tinggi Dieng serta mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di kawasan ini, pengunjung sudah memiliki bekal pengetahuan. Pengalaman berkunjung yang dilakukan pun akan menjadi lebih berkesan 7. Curug Sikarim Curug Sikarim adalah air terjun yang berada di Dataran Tinggi Dieng di antara Gunung Bisma dan Gunung Sikunir pada ketinggian 1.800 meter di atas permukaan air laut (Mdpl). Air terjun yang berasal dari limpahan Telaga Cebong tersebut mengalir menuruni tebing perbukitan setinggi hampir 90 meter dan jatuh ke Sungai Mlandi. Di kala debit air cukup besar, air terjun tersebut tak hanya menampakkan satu air terjun saja. Mengingat air terjun yang berada di kawasan Dataran Tinggi Dieng, terlebih Desa Sembungan yang merupakan desa tertinggi di pulau Jawa, cuaca cerah tanpa kabut memang tak bisa ditemui setiap hari. Tempat ini menawarkan kedamaian, alam yang masih perawan dan gemuruh air terjun dibalik kesunyian 8. Bukit Seroja Bukit Seroja menawarkan keindahan panorama alam yang mempesona. Lukisan hidup yang berlatar landscap Telaga Menjer, Gunung Sindoro, dan Gunung Kembang membuat kita terkesima dan jatuh cinta dengan nuansa hijau yang indah dan sejuk, Bukit Seroja merupakan sebuah wisata yang terletak di perbukitan Telaga Menjer. pemandangan Telaga Menjer dengan latar Gunung Sindoro dan Gunung Kembang yang menawan 9. Makanan dan Minuman Khas Makanan dan Minuman khas Dieng memang memiliki banyak variasi, mulai dari makanan ringan hingga sajian berat. Beberapa jenis yang sudah terkenal sejak dulu diantaranya adalah : a. Mie Ongklok Makanan yang bernama Mie Ongklok ini merupakan makanan khas dari Dataran Tinggi Dieng. Mie Ongklok merupakan olahan makanan yang berbahan dasar mie dan memakai kuah. Mie ongklok ini terbuat dari racikan resep khas yang dilengkapi potongan daun kucai, kol, dan kuahnya yang dicampur dengan tepung kanji b. Carica Carica sendiri merupakan tanaman buah yang masih satu keluarga dengan Rasa yang manis dan cita rasa khas buah Carica. Carica biasa diolah menjadi sejenis manisan atau sup buah yang dibuat di dalam kemasan c. Purwaceng Purwaceng merupakan jenis tanaman obat yang tumbuh di dataran Dieng. Purwaceng banyak diolah menjadi kering dan dapat dibuat teh. Minuman ini biasanya dinikmati di pagi hari. Banyak khasiat yang terkandung di dalam purwaceng, antara lain dapat meningkatkan vitalitas, menghangatkan tubuh, menghilangkan pegal linu, mencegah atau meredakan masuk angin, meringankan demam dan juga dapat menjadi anti kanker d. Kopi Arabika Biji kopi ini ditanam diketinggian 2000 meter di atas permukaan laut, dengan suhu rata-rata 6 derajat celcius. Dengan proses tanam yang terjaga dan penuh perawatan menghasilkan cita rasa yang sangat berkualitas. Selain itu Dieng juga termasuk daerah penghasil Kentang, Terong Belanda, Teh Tambi Wonosobo, Kacang-kacangan, Cabe Gendot dan lain sebagainya yang sangat berkualitas.